Logika vs Perasaan

Kata banyak orang, laki-laki lebih mengedepankan logika dibanding perasaan dan perempuan sebaliknya, lebih mengedepankan perasaan dibandingkan logika.

Menurut saya juga begitu.
Laki-laki diberi anugerah untuk lebih bisa berpikir logis. Bukan berarti perempuan itu tidak pandai atau laki-laki itu tidak berperasaan. Hanya saja, laki-laki lebih cermat berpikir ketika menghadapi suatu masalah dibandingkan perempuan yang biasanya berbelit-belit.

Sedangkan perempuan, saya juga setuju kalau perempuan lebih mengedepankan perasaannya. Meskipun beberapa dari perempuan menyangkal dan mengatakan bahwa logika memimpin dirinya. Tapi, coba dihayati sekali lagi. Sebenarnya (kalau kita mau jujur pada hati dan diri sendiri), perempuan itu memang ditakdirkan untuk berhati lebih lembut, sehingga lebih mengedepankan perasaannya dibanding logika.

Contoh kasus. Kasus singkat saja.
Ketika ada anak kecil berada di tengah jalan dan sebuah truk melaju kencang.
Laki-laki akan segera berlari menyelamatkan anak itu.
Perempuan biasanya tertegun sejenak lalu berteriak meminta tolong.

Contoh lain. Masalah warna.
(Ini saya baca dari sebuah twit, kalau tidak salah)
Laki-laki akan mengatakan itu warna hijau, merah, biru saja.
Perempuan akan mengatakan itu hijau tosca, hijau lumut, merah marun, merah muda, biru aqua, biru langit.

Dan sebagainya.

Logika vs perasaan.
Ini bukan pertandingan, jadi tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah.
Hanya saja logika dan perasaan akan berjalan harmonis tanpa saling menyakiti ketika kita menggunakannya secara bijaksana.
Lalu, bagaimana kriteria bijaksana itu sendiri? Menurut saya, masing-masing orang itu sendiri yang tahu. Karena bagaimanapun, kita sendirilah yang mengerti bagaimana kita.

Comments

Popular posts from this blog

Hidup Itu Lucu

Rahasia Lain Istana Langit

Aku Diam (ketika) Aku Diam (karena)