[High School's End Euforia] "Warna-Warni Persahabatan"

Haru menggelengkan kepalanya. Menyingkirkan kegalauan yang tiba-tiba meyambanginya. Dia menoleh jam dindingnya. Sudah hampir tengah malam. Lalu pandangannya tertuju pada beberapa buah figura duduk yang dipajangnya di meja belajar.

Haru memandangi foto dalam figura itu lama. Lalu tiba-tiba setitik air matanya jatuh. Dia tidak ingin menangis pada hari bahagianya ini jadi dipaksanya senyum.

Haru meraih figura-figura itu. Di dalamnya, sahabat-sahabatnya tersenyum tulus bersamanya. Otaknya berputar cepat, lalu berhenti pada memori tentang persahabatan mereka.

Haru ingat ketika dia tiba-tiba tergabung di sebuah geng kalem amatir beranggotakan sepuluh orang, yang delapan teman sekelasnya dulu ketika kelas sepuluh, yang satu anak kelas sebelah, dan yang satu lagi dirinya sendiri. Haru merasa sebagai pelengkap saja, tapi tidak berarti dia merasa tak berarti. Merekalah yang rutin memberikan kado ulangtahun pada Haru. Kadang Haru merasa bersalah pada sembilan sahabatnya itu. Dia tak pernah lagi berkumpul bersama mereka, tak pernah lagi ikut menyumbangkan uang untuk beli kado (padahal Haru selalu diberi kado), semakin jarang berkomunikasi dengan mereka. Setitik air mata jatuh lagi ke pangkuannya.
Maaf, bisiknya.

Haru meraih sebuah figura lagi. Kali ini hanya empat orang termasuk dirinya. Mereka bertiga lah sahabat Haru yang baru. Mungkin Haru merasa lebih nyaman karena setidaknya mereka seorganisasi dan dekat di hati. Pada mereka Haru meluapkan kegembiraannya. Pada mereka Haru menyampaikan unek-uneknya. Pada mereka Haru mengadukan kesedihannya. Pada mereka Haru menceritakan semuanya. Bagi Haru, merekalah yang mengerti dia. Lalu Haru ingat, kadang dia egois meminta (memaksa) mereka mendengar keluh kesahnya tapi menghilang ketika salah satu dari mereka membutuhkannya. Kali ini air mata Haru tak bisa dibendung. Dia kalah.
Maaf, bisiknya lagi.

Satu figura yang lain berisikan tiga orang termasuk Haru. Saat itu mereka sedang berlibur semalam ke luar kota. Mereka sahabat Haru yang lebih baru lagi. Haru ingat saat dia ditodong pertanyaan tentang hubungannya dengan seseorang, dia mengelak. Tapi kadang-kadang Haru semangat menceritakan si seseorang itu. Haru baru sadar saat wajah mereka berdua bingung mendengarnya. Haru tertawa geli. Mungkin bisa dikategorikan Haru telah berbohong pada mereka. Tawa Haru berhenti.
Maaf, lagi-lagi dia berbisik.

Haru mengembalikan figura-figura itu ke tempatnya. Dia memandang figura lain sekilas. Ada sahabatnya yang senantiasa dijadikan tempat curhat lewat sms saat dia galau (karena sahabatnya satu ini peka hp). Ada sahabatnya yang bisa sangat dewasa memberi nasehat. Ada juga sahabatnya yang sama-sama menyukai hal yang sama.

Semua itu nyatanya sebentar lagi hanya menjadi kenangan putih abu-abu.

Sekarang Haru menangis.

Comments

  1. Subhanallah...
    Aku terharu... hiks..hiks.. :'(
    Jadikan kenangan yg kita jalani mjd kenangan terindaah.
    Jika kita semua sudah sukses, mari sling membantu dan mendoakan.:D
    Semangaaaat!!
    がんばって ください!あきらめないで ください!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hidup Itu Lucu

Rahasia Lain Istana Langit

Aku Diam (ketika) Aku Diam (karena)