Bagian 1: Buat Apa Kerja?

Aku resmi jadi pencaker (pencari kerja) atau jobseeker atau apalah namanya itu, sejak Januari 2017. Meskipun status kelulusanku sejak November 2016, aku bakal tetep kekeuh menjawab kalo aku mulai cari kerja awal tahun ini. Biar kehitungnya ga lama-lama amat sih. Hahahaha.

Terhitung sejak awal aku mulai kirim-kirim lamaran –kerja ya, bukan ngelamar anak orang- itu ada kali 50an lamaran disebar. CV sih khususnya udah ada dimana-mana kayaknya. Via email lah, via apply online lah, via campus career website lah. Bahkan aku sempat jadi anak jobfair alias dimana ada jobfair, disana ada aku. Tapi terus capek, capek tenaga dan capek kantongnya keluar duit registrasi mulu. FYI aja nih, aku sempat baca bahwa Kemnaker sekarang sudah membebaskan uang registrasi untuk semua jobfair yang ada loh, cmiiw.

Dari sekian banyak CV dan lamaran kerja yang disebar, ada juga nih yang nyantol-nyantol dikit. Awalnya sampe psikotes-psikotes aja. Terus mulai deh ada panggilan-panggilan selanjutnya, alias interview HRD. Btw, aku belum pernah lolos lebih dari interview HRD huhu.
Ini yang mau aku koreksi. Dari diri sendiri sih.

Interview HRD biasanya memuat pertanyaan tentang diri kita. Seputar kita siapa, sehari-hari ngapain, pengalaman organisasinya apa, punya hobi apa, kelebihan-kelemahan kita kayak gimana. Setelah kupelajari sedikit-sedikit, menganalisa dan mengintrospeksi diri, interview HRD bersifat bagaimana kita mengenal diri kita sendiri.

Terus,
Buat apa kerja?
Pertanyaan ini datang juga karena beberapa kali ikut interview HRD. Pertanyaan “Apa yang membuat kamu mendaftar di perusahaan ini?” lah yang bikin aku juga ikutan nanya sama diriku sendiri. Ngapain kamu kerja di tempat itu?
Sebenarnya, aku nyari kerja itu biar dapet uang. Ngga salah dong. Toh, gaji termasuk salah satu pertimbangan yang harus dipikirkan kalo lagi nyari kerja. Tapi terus, apa?
Aku sempet tanya nih sama si Rezqi. Dia salah satu temenku yang menurutku beruntung banget. Termasuk dapet kerjanya cepet. Dan menurutku lagi, pas banget sama kerjaan sama personality-nya.

Kata dia, yang bisa kita pertimbangkan pas cari kerja itu ada:

  • Ilmu
  • Gaji
  • Waktu
  • Nyaman
Aku mikir banyak kerena itu. Termasuk salah satunya, aku mikir ulang, BUAT APA KERJA?

Ini jawabanku.

Aku mulai nge-set pikiranku untuk mencari kerja bukan cuma untuk dapat uang. Tapi, juga untuk dapat work-life balance, istilahnya. Tentang work-life balance, aku terisnspirasi dari tulisan ini: Work-Life Balance, Kompasiana 2013

Aku alhamdulillah bukan termasuk orang yang kekurangan, dan mungkin karena itu juga aku ngga ndang gumregah nyari kerjaan. Tapi terus aku mikir, kalo aku kebanyakan nganggur, otak ini bakal jadi apa? Kalo di Spongebob, ada kan tuh episode otak dia sama Patrick ditunjukin banyak sarang laba-labanya (padahal gimana coba si laba-laba masuk ke otak mereka dan bikin sarang? Lol).
So yes, aku bakal cari kerja, at least biar bisa lebih berkembang akunya (bukan fisiknya tapiiiiihhhh). Berkembang pemikirannya, kepake ilmunya –apa aja ya, bukan cuma ilmu pas kuliah-, personality-nya biar makin dewasa karena ketemu karakter-karakter baru, berkembang juga topik obrolannya, dan semacamnya.

Pemahamanku baru sampai disitu sih. Tentang work-life balance. Ketika kita punya teman-teman main alias geng zona nyaman, ketika kita punya uang jajan yang tetap senantiasa mengucur meskipun lagi jobless meskipun ngga banyak juga, ketika kita masih bisa berinteraksi via sosial media; apalagi yang kita butuhkan? Kerja dong. Biar seimbang hidup maksudnya.

Macam prinsip INPUT = OUTPUT.
Kita menerima banyak banget kan dari mulai perasaan tenang karena selalu ada di zona nyaman + uang dari orangtua dan/ sodara-sodara yang berbaik hati (atau berbelas kasih?) + waktu luang sampe bisa ngomen setiap akun gosip = outputnya APA???
Makanya, menurutku akhirnya kita harus melakukan sesuatu untuk mengimbangi semua penerimaan itu. Kerja-lah. Bisa kerja dalam artian sesungguhnya alias di suatu perusahaan, apapun; atau bikin bisnis; atau apadeh yang penting melakukan sesuatu.
Harapanku, aktif lagi di blog juga termasuk usahaku untuk mengimbangi hidup yang penuh penerimaan itu :’) Seengganya kan otak dipaksa mikir lagi buat nulis sesuatu gini.

Yesssss, sooooooo
Semangat lagi cari kerjanyaaaa !!!!
Semangat juga yang lagi kerjaaaaaaa !!!!
Semangat semua yang lagi melakukan aktifitas apapun, yang lagi mencoba memulai aktifitas apapun, yang lagi berusaha bangkit dari kegagalan, yang sudah settle tapi lagi jenuh, yang lagi apapun deh !!!!

Percayalah,
Allah selalu sesuai sangkaan hambaNya jadi positive thinking aja.
Percayalah,
Jika Allah sudah berkehendak, apapun itu pasti akan terjadi, jadi jangan patah semangat.
Dan Percayalah,
Untuk terus berjuang dan jangan sekali-kali berputus asa dari RahmatNya.

Comments

Popular posts from this blog

Hidup Itu Lucu

Rahasia Lain Istana Langit

Aku Diam (ketika) Aku Diam (karena)