Posts

Dear Diriku

The more I aged, the more I feel like a child. Ngga ngerti sih, padahal baru beberapa minggu lalu officially menginjak seperempat abad. Umur yang rata-rata perempuan jadikan patokan sebagai masa perpindahan dari perempuan tanggung menjadi perempuan dewasa seutuhnya. Mungkin. Buatku sendiri, banyak pencapaian yang ingin aku dapat di usia 25. Jelas, kan mengikuti tren kayak millenials jaman sekarang. Dan the more the expectation, the more I disappointed about my self, about my life, yang jalannya gitu-gitu aja. Sampe ya, googling kesana kemari buat mencari tau aku gila ngga sih. Aku berada pada level stres berapa sih. Aku sebenernya orang yang kayak gimana sih. Aku pengennya apa sih. Kapan pencapaian yang kucita-citakan terwujud sih. Semua cari di google. Search aja pake keyword “tes kepribadian”. Bukannya malah bertanya kepada diri sendiri ya ? Awalnya bener, pake yang 16personalities website itu. Eh entah bener atau ngga, tapi mencoba tes online itu aja buat ngas

Hidup Itu Lucu

Habis liat iklan Gudang Garam yang tagline-nya: apa inspirasi kecilmu? Habis liat juga eksperimen sosialnya social media influencer yang lagi happening si Mbak Gita Savitri Devi. Ngomongin si Gitasav dulu lah ya. Kayaknya dia biasa dipanggil Kagit Mbagit or else tapi aku mau sedikit 'njangkar' panggil dia Gita langsung aja. Mendadak suka sama selebgram satu ini karena mirip banget nya dia sama artis Korea si Kim Ji Won. Tipikal anak sekarang banget kan, fisik nomor satu ? Tapi emang bener itu faktanya. Habis itu kepo dan kepo, dari mulai instagramnya sampe youtube. Terus kepincut sama segmen Beropini dia di channelnya. Gatau deh, perasaan Gita ini cukup berani kalo boleh kubilang. Dan aku suka karena jarang nih ada orang bisa segamblang itu ngomong di hadapan publik. Apalagi kalo bahasannya tentang isu-isu yang 'sensitif'. Sensitif menurutku adalah ketika apa yang kita perbincangkan berkaitan sama banyak orang. Banyak orang means banya

Bagian 2: Karena Pengangguran Itu Ngga Enak

Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ! 72 tahun sudah Indonesia ini "merdeka" dari penjajahan bangsa lain. Harapannya, kita sebagai masyarakatnya, juga ikut merdeka. Bebas melakukan apapun selama ngga melanggar etika moral, agama, nilai-nilai kebangsaan, HAM. Termasuk, merdeka dari skripsi buat para pejuang kuliah tingkat akhir, dan merdeka dalam mencari pekerjaan heheh. Sekian prolognya. Lanjut ke topik utama. Kenapa pengangguran itu ngga enak ? Karena pengangguran itu merdekanya semu, merdeka dari masa-masa ngerjain tugas kuliah atau persiapan kuis/UAS/sidang yang hectic. Pengangguran justru ngga merdeka, ngga punya duit sendiri soalnya, masih minta-minta ke orangtua. Pengangguran itu menguras stabilitas diri coy. Mulai dari fisik, otak, bahkan hati. 1. Menguras fisik. Padahal namanya pengangguran, alias nganggur, alias ngga melakukan apa-apa, alias ngga ada kerjaan. Kok bisa menguras fisik? Ya karena ngga ada kerjaan itulah, lama-lama fisik jadi lemes karena

Bagian 1: Buat Apa Kerja?

Aku resmi jadi pencaker (pencari kerja) atau jobseeker atau apalah namanya itu, sejak Januari 2017. Meskipun status kelulusanku sejak November 2016, aku bakal tetep kekeuh menjawab kalo aku mulai cari kerja awal tahun ini. Biar kehitungnya ga lama-lama amat sih. Hahahaha. Terhitung sejak awal aku mulai kirim-kirim lamaran –kerja ya, bukan ngelamar anak orang- itu ada kali 50an lamaran disebar. CV sih khususnya udah ada dimana-mana kayaknya. Via email lah, via apply online lah, via campus career website lah. Bahkan aku sempat jadi anak jobfair alias dimana ada jobfair, disana ada aku. Tapi terus capek, capek tenaga dan capek kantongnya keluar duit registrasi mulu. FYI aja nih, aku sempat baca bahwa Kemnaker sekarang sudah membebaskan uang registrasi untuk semua jobfair yang ada loh, cmiiw. Dari sekian banyak CV dan lamaran kerja yang disebar, ada juga nih yang nyantol-nyantol dikit. Awalnya sampe psikotes-psikotes aja. Terus mulai deh ada panggilan-panggilan selanjutnya, alias

Ngomongin Cinta

 “Satu kata yang sulit terucap, hingga batinku tersiksa. Tuhan tolong aku jelaskanlah perasaanku berubah jadi cinta” Itu tadi penggalan lirik Sahabat Jadi Cinta-nya Zigaz (bener ngga tulisannya begitu ?) atau yang barusan dinyanyiin ulang sama Alm. Mike Mohede yang suaranya lembut kayak tahu. Buat yang pernah ngerasain hal sama, tos dulu dong. Hahah. Ngakunya sahabatan, tapi ujung-ujungnya mupuk perasaan lol. Aku termasuk penganut sahabatan murni antara cewek sama cowok itu hampir jarang terjadi. Biasanya di antara mereka ada yang akhirnya kalah sama perasaannya, jatuh cinta sama sahabatnya sendiri. Tolong di-note ya, sahabatannya yang cuma berdua aja: satu cewek, satu cowok. Kalo nge-geng sih mungkin lebih bisa pure temenan aja, ngga sampe baper-baperan. Yang sekedar temen aja bisa baper, apalagi kalo kemana-mana sama sahabat cewek/cowoknya. Curhat-curhat ke sahabat cewek/cowoknya itu. Nangis-nangis juga ke dia. Udah jadi semacam prioritas utama itu. Dan biasanya yang be

[Review ala fitriasfari] K-Drama "Fight For My Way"

Image
Halo. Buat para pecinta drama Korea, mungkin ngga asing sama Fight For My Way. Atau judul aslinya Ssam Mai Wei (sumpah tulisan Koreanya begitu bacanya). Drama 16 episode yang menurutku worth to watch banget, karena pertama, dibintangi sama aktor-aktris kesayangan: Park Seo Joon dan Kim Ji Won haha. Selain itu, plot ceritanya ringan, jadi buat yang pengen nonton drama Korea yang ngga pake mikir, nonton ini aja ! Well ya despite kisah romantis antara Park Seo Joon (as Go Dong Man) dan Kim Ji Won (as Choi Ae Ra), kisah ini bisa jadi penyemangat buat para pencari kerja (kayak akuuuu haha). Selain mereka berdua, ada lagi cerita tentang Ahn Jae Hong (as Kim Joo Man) dan Song Ha Yoon (as Baek Seol Hee) yang udah menjalin kasih selama 6 tahun. Mereka berempat tinggal di daerah yang sama, dan saling mendukung satu sama lain. Fight For My Way bisa dibilang beda dari drama Korea lain yang rata-rata menyuguhkan cerita ala Cinderella: salah satu tokoh utamanya "kurang berada" dan s

Perlukah Kusebutkan Namamu ?

Lagi, kamu datang di waktu istirahatku. Padahal ini sore hari, ketika tidak seharusnya ada bayanganmu yang berhasil melegakan hatiku seperti ini. Aku sedang menunggu saat itu, dengan wajah lelah setelah melakukan sesuatu Sampai kulihat kau datang dengan temanmu Aku terpana sesaat, tak menyangka akan bertemu denganmu di tempat seperti ini Aku cuma bisa memandangmu diam-diam, tanpa berani menyapa lebih dulu Wajahmu lebih bersinar, lebih menawan sejak terakhir aku merekammu dalam memoriku Kamu berdiri tepat di depanku, membuatku gugup salah tingkah Semua gerak-gerikmu menunjukkan itu dirimu, tapi ingin menyapa saja rasanya enggan Dan tak pernah terpikir sebelumnya olehku Kamu meletakkan ponsel kesayanganmu di tanganku, titip katamu Kamu merendahkan pandanganku biar sejajar mataku, pucat katamu Lalu senyummu memenangkan hatiku lagi Kamu beranjak dari hadapanku sementara aku mencari udara segar Kutatap ponsel yang sangat kukenal, air mataku hampir jatuh terharu Kamu datang l