[Today’s Song] 22 – Taylor Swift

Tetap alhamdulillah, sujud syukur kepada Allah swt yang pertama, karena sampai umur segini masih bisa merasakan banyak sekali nikmat dan karunia yang tidak henti-hentinya dikucurkan olehNya.
Selanjutnya, lagi-lagi alhamdulillah, masih bisa meniup lilin ke-22 bareng keluarga. Meskipun jauh-jauh ke Kendal nyusulin Bapak, ritual makan bareng tetap berjalan. Lengkap, plus plus malah.
Alhamdulillah yang kesekian, ucapan dan doa dari teman-teman, baik pesan pribadi maupun copy paste (:p) banyak mengalir. Sudah umur segini, tapi dikasih ucapan selamat ternyata membuat hati senang juga.

Lalu ini ceritanya.

Hari ke-empat setelah umur saya berganti angka à 22.
Saya nggak pernah nyangka adek saya satu-satunya, yang paling ganteng karena kakaknya satu-satunya ini perempuan dan pastinya paling cantik (duh), bakal membelikan sesuatu yang cukup merogoh kocek. Suatu hari saya iseng, bilang lagi pengen sepatu running, menggoda dia untuk membelikan saya sepasang. Padahal saya tahu, harga sepatu begituan selangit.
Dan hari ini, saya menemukan sepatu ini di kamarnya. “Happy 22 J !” katanya. Nggak ingin munafik juga, seneng banget asli! Tapi terus khawatir itu duitnya pasti hasil ngumpulin jangka waktu sekian lama, dipakai gitu aja buat belikan saya kado.
Yah, bagaimanapun alhamdulillah. Terima kasih J

Sorenya, ada acara dengan teman-teman kampus. Janjian ketemu Rida, karena katanya, dia bawa motor sendiri berangkat ke kampusnya. Saya nggak pernah nyangka, ada sesuatu di rumahnya.
Setelah jemput Diyu sehabis magrib, saya ke rumah Rida. Gelap. Eh tapi ada motor Satsu yang notabene kosnya di Tembalang. Saya cuma bingung kenapa ada motor Satsu disitu tapi nggak berpikir lebih jauh.
Ketika kemudian saya masuk ke rumah Rida, dua buah lilin-mati-lampu dibawa Novia di atas Wall’s Selection Hershey’s. Sayangnya belum apa-apa sudah mati duluan lilinnya. Saya lalu menyadari sesuatu. Laskar Cinta, sebutlah geng kami begitu, berkumpul di sana. Kurang satu sih personilnya, Elisa, lagi sakit dia.
Mereka masih menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun ketika saya sudah nggak bisa ngomong apa-apa. Terharu. Sayangnya nggak bisa keluar air matanya. Tapi, benar-benar terharu! Mereka unyu sekali.
Dan di salah satu dinding ruang tamu Rida (rumahnya jadi TKP), sebuah mading tertempel. “Happy Birthday to FITRI” katanya. Post it warna-warni tertempel di sana, isinya ucapan masing-masing personil Laskar Cinta.
Bukan cuma buat saya. Kejutannya buat Rezqi juga yang ulang tahunnya memang sebulan sebelum saya. Dia dibuatkan mading juga. “Rezqi itu???” tulisannya, dan di dalamnya isinya kata-yang-menggambarkan-dia dari kami.
Saya benar-benar nggak tahu harus berterima kasih seperti apa.

Yang jelas, untuk Laskar Cinta, untuk Novia, Rida, Elisa, Aci, Juniar, Rezqi, Satsu, Rheza, Adam, terima kasih banyaaak. Untuk kejutan tahun ini, untuk kejutan tahun sebelumnya, untuk setiap kado yang kalian berikan waktu saya ulang tahun.
Bukan kado yang benar-benar saya nantikan ketika umur saya berubah. Tapi waktu yang kalian luangkan untuk sekedar berkumpul membuat saya menyadari bahwa kalian menjadi semakin berharga di mata saya. Kalian juara!

Terima kasih untuk waktu yang kita habiskan bersama. Lagi-lagi waktu, ya? Hehe karena bagi saya, waktu itu tidak ternilai, sama seperti kalian.
Saya ragu apakah kita masih bisa berkumpul seperti yang sudah-sudah, di tahun depan? Satu per satu dari kita bakal lulus, akan mengejar mimpi selanjutnya. Lalu yang tersisa adalah kenangan. Sedih ya? Maaf terbawa suasana.

Pokoknya sebelum kita lulus, kita harus buat kenangan lagi. Lumayan buat diingat-ingat nantinya. Lumayan buat bahan nostalgia ketika suatu hari kemudian, kita berkumpul lagi, dengan kemeja/jas berdasi kalian, dengan formal suit ber-high heels kalian, atau malah dengan si kecil dan suami/istri kalian.

Terima kasih (lagi). Saya beruntung punya kalian!
We’re happy, free, confused, and lonely at the same time. It’s miserable and magical oh yeah. Tonight the night when we forget about the deadlines. It’s time. I don’t know about you, but I’m feeling 22. Everything will be alright, if you keep me next to you. You don’t know about me, but I’ll bet you want to. Everything will be alright, if we just keep dancing like we’re 22.

Comments

Popular posts from this blog

Hidup Itu Lucu

Rahasia Lain Istana Langit

Aku Diam (ketika) Aku Diam (karena)