KITA (Another Side Story)
Aku keluar dari bandara, menghirup udara Indonesia sebanyak-banyaknya, seolah-olah aku akan segera kehilangan baunya. Aku tersenyum lebar. Sambil berjalan menuju taksi terdekat, aku mengambil smartphone . Nomor Indonesia baru yang aku beli sesaat setelah turun dari pesawat itu segera tersambung ke nomor telepon yang paling kuingat. Sial! Betapa ternyata aku merindukan bocah ini , pikirku senang. Aku masuk ke taksi tercepat yang kutemukan lalu menyebutkan sebuah alamat kafe. Ya, sebuah kafe. “Halo?” sapa seorang perempuan di seberang. Aku hampir terlonjak senang mendengar suaranya. “Ini Rega,” jawabku singkat. Kemudian hening. Aku mengerutkan kening, bingung dengan reaksi Seira. “Kamu di mana?” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Tidak terdengar sedikitpun perasaan senang seperti apa yang kurasakan. Aku sempat kecewa menyadarinya. “Aku baru keluar dari bandara. Meet up yuk. Kafe biasa ya. Aku otw ke sana,” kataku cepat. Hening lagi. Rasanya aku hampir berter...