Posts

Showing posts from May, 2013

KITA (Another Side Story)

Aku keluar dari bandara, menghirup udara Indonesia sebanyak-banyaknya, seolah-olah aku akan segera kehilangan baunya. Aku tersenyum lebar. Sambil berjalan menuju taksi terdekat, aku mengambil smartphone . Nomor Indonesia baru yang aku beli sesaat setelah turun dari pesawat itu segera tersambung ke nomor telepon yang paling kuingat. Sial! Betapa ternyata aku merindukan bocah ini , pikirku senang. Aku masuk ke taksi tercepat yang kutemukan lalu menyebutkan sebuah alamat kafe. Ya, sebuah kafe. “Halo?” sapa seorang perempuan di seberang. Aku hampir terlonjak senang mendengar suaranya. “Ini Rega,” jawabku singkat. Kemudian hening. Aku mengerutkan kening, bingung dengan reaksi Seira. “Kamu di mana?” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Tidak terdengar sedikitpun perasaan senang seperti apa yang kurasakan. Aku sempat kecewa menyadarinya. “Aku baru keluar dari bandara. Meet up yuk. Kafe biasa ya. Aku otw ke sana,” kataku cepat. Hening lagi. Rasanya aku hampir berter

Teori Pertemanan, Persahabatan

Image
Begini, saya cuma pengen sharing tentang diskusi-tidak-disengaja beberapa waktu lalu. Seorang teman saya bercerita bahwa selama ini dia nggak punya sahabat meskipun temannya bertebaran di mana-mana. Katanya untuk mencari orang yang benar-benar klik sama kita itu nggak gampang. Menurutnya, sahabat itu orang yang pikirannya sejalan sama kita. Yah kurang lebih begitu yang saya tangkap. Pada saat itu, saya nggak kepikiran sama pernyataannya. Tapi kemudian saya sadar kalo saya kurang setuju sama pendapatnya. Menurut saya, seni persahabatan itu terletak pada apa-yang-membuat-mereka-saling-berbeda . Muncullah sebuah pikiran: " pengertian itu datangnya dari perbedaan bukan? " Anggaplah ada dua orang. Jalan pikiran mereka berbeda. Apa kemudian mereka nggak bisa menjalin sebuah  hubungan pertemanan? Nggak kan? Menurut saya, jalan pikiran mereka yang berbeda itu yang kemudian membuat mereka mengerti satu sama lain (dengan catatan: keduanya saling terbuka lho yaa

Aku Ini Perempuan

Aku ini perempuan, masih merasa: bukan yang seharusnya mengetikkan 'hai, apa kabarmu hari ini?' padamu terlebih dahulu Aku ini perempuan, masih merasa: bukan yang seharusnya mengatakan 'rindu' padamu terlebih dahulu Aku ini perempuan, masih merasa: bukan yang seharusnya berteriak 'aku menyukaimu' padamu terlebih dahulu Aku ini perempuan Kau itu lelaki, yang kurasa: seharusnya kaulah yang terlebih dahulu menyapaku Kau itu lelaki, yang kurasa: seharusnya kaulah yang terlebih dahulu membisikkan rindu di telingaku Kau itu lelaki, yang kurasa: seharusnya kaulah yang terlebih dahulu menyatakan hatimu padaku Aku ini perempuan Hari ini sedang menginginkanmu, berharap tentangmu Aku ini perempuan Hari ini pula aku takut kau tidak merasakan apa yang kurasakan Aku ini perempuan dan kau itu lelaki "Kita ini berbeda, mungkin akan menjadi indah jika kita bisa saling melengkapi" Setidaknya, itu yang ada dalam

[FanFic] Scandal Maker; Code Name Heechul

“Heechul akan Menyelesaikan Wajib Militernya dalam Waktu Dekat” Suri berjalan cepat menuju ruang tengah, melirik sekilas tabloid yang sudah dibelinya sejak dua bulan yang lalu. Kalau bukan karena Hyorin yang memaksanya membeli tabloid itu, dia tidak akan pernah menyentuh segala hal yang berhubungan dengan Heechul. Suri menghela nafas. Sekali lagi dia melirik tabloid itu. Kemudian perhatiannya teralih pada kalender yang tergantung di atas televisi. Mestinya Heechul pulang lusa. Suri mendesah lagi. Tanpa berita tabloid pun aku tahu kapan Heenim pulang , gerutunya dalam hati. Suri berhenti di meja makan. Mengambil setoples tortilla chips lalu bersandar di kaki sofa sambil meluruskan kakinya, bersiap mencari hiburan di televisi. Suri memindah channel berkali-kali. Tidak ada satupun yang menarik perhatiannya, kecuali tortilla chips nya yang pelan-pelan berkurang . Dia menoleh ke arah telepon yang bergeming. “AAARGH!” Suri berteriak kesal. Dia benci sendirian di rumah. Ah